Indomie Kuasai 50 Persen Pangsa Mie Instan

Mie instan dari Grup Indofood menjadi penguasa pasar mie instan domestik dengan pangsa sekitar 70 persen. Secara keseluruhan, masyarakat Indonesia diperkirakan mengonsumsi hingga 14 miliar bungkus mie per tahun.
 
Ketua Asosiasi Pengusaha Industri Pangan, Boediyanto, memaparkan, merek Indomie memegang pangsa terbesar, sekitar 40-50 persen dari keseluruhan pasar. Sementara, gabungan pangsa dua merek lain dari Indofood yaitu Supermie dan Sarimi sekitar 20-30 persen. "Untuk Mie Sedap sekitar 15-20 persen," katanya ketika dihubungi Republika, Selasa (12/10). Sedangkan, 10-15 merek lainnya seperti Mi ABC, Mi Gaga, Alhami, dan Salam Mie berebut pangsa yang tersisa.

Menurut dia, kejadian penarikan Indomie oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Taiwan tidak akan mempengaruhi pangsa Indomie maupun Indofood. Karena, perbedaan standar yang ditetapkan di Indonesia dan Taiwan soal penggunaan pengawet Nipagin atau Methyl p-hydroxybenzoate merupakan hal yang umum terjadi. Sebabnya, terjadi perbedaan penerapan Codex Alimentarius Commission (CAC) oleh masing-masing negara.

Taiwan, kata Boediyanto, tidak mengenal jenis kecap manis yang banyak beredar di Indonesia. Karena itu, mereka tidak memiliki standar keamanan kecap manis untuk bumbu mie goreng ala Indonesia. Bukan berarti, kata dia, kecap manis yang dinyatakan oleh pemerintah Indonesia, aman dikonsumsi, ternyata dinyatakan tidak aman oleh Pemerintah Taiwan. "Mereka (Taiwan) melarang karena mereka tidak punya standarnya," ucapnya.

Selain itu, kata dia, iklim Indonesia yang lembab dan basah menyebabkan produsen makanan menambahkan pengawet agar lebih tahan jamur. Ditambah lagi, kondisi sistem transportasi dan logistik Indonesia yang belum efisien menambah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk distribusi barang.