Gerakan Reformasi PSSI

Ketidakpercayaan masyarakat sepak bola Indonesia terhadap kepengurusan PSSI belakangan ini semakin menguat, seiring dengan terpuruknya prestasi persepakbolaan nasional.
 

"Wacana penolakan atau ketidakpercayaan masyarakat terhadap PSSI sudah semakin kuat dan meluas. Mulai 24 Oktober nanti kami para suporter akan melakukan gerakan massa untuk menuntut dilakukannya reformasi di tubuh PSSI," ujar pimpinan suporter Persija, Danang Ismartani di Jakarta, Senin (11/10/2010).

Hal itu dikatakan Danang sebagai salah satu pembicara pada acara Diskusi Sepak bola Indonesia bertajuk "Reformasi atau Tertinggal" yang digelar LSM HALMA Strategic yang menghadirkan sejumlah klub sepak bola dan juga sejumlah perwakilan suporter dari berbagai daerah.

Danang menegaskan, selaku masyarakat suporter yang merupakan salah satu unsur stake holder sepak bola, ia ikut mendorong agar klub tak harus menggantungkan dananya lagi ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Kami mengimbau seluruh suporter di Indonesia  melakukan gerakan yang lebih bersifat masif di daerahnya masing-masing. Kami sendiri akan mengumpulkan tandatangan massa dengan membentangkan spanduk di Bundaran Hotel Indonesia pada 24 Oktober nanti," ujarnya.

Danang menambahkan, diperlukan pengawasan yang lebih ketat dengan adanya penggunaan dana APBD oleh klub-klub sepakbola di Tanah Air karena tiap tahunnya begitu besar dana masyarakat yang dikeluarkan untuk sepakbola yang tak memberikan prestasi membanggakan.

Namun sebagai pendukung tim Persija, Danang menegaskan Jakmania akan tetap mendukung tim Persija dalam kompetisi apa pun tim itu bertanding.

"Meski secara pribadi saya lebih respek dengan konsep Liga Primer Indonesia (LPI), tapi kami belum bisa memutuskan akan mendukung kompetisi yang mana. Karena Persija sekarang sedang bertanding di Liga Super, maka kami akan tetap mendukung tim itu," ujarnya.